JENIS DAN
HABITAT WALET

Burung walet memiliki berbagai macam jenis yang dibedakan dari warna bulu, ukuran sayap, hingga komposisi sarang. Selain itu burung walet dapat hidup di beberapa habitat tertentu.

WALET

Burung walet (Aerodramus fuciphagus) bentuk fisiknya hampir sama dengan burung sriti karena keduanya memiliki genus yang sama, Colocalia. Ciri utamanya yakni sayap yang lebarnya 12-14 cm dengan kemampuan terbang yang sangat tinggi dan gaya terbang melayang. Burung walet dapat mengeluarkan air liur sehingga disebut dengan fuciphagus.

Memiliki bulu berwarna hitam kecoklatan di seluruh sisi tubuh dengan ekor yang pendek dan berbentuk kotak adalah ciri fisik dari burung walet. Burung walet hanya dapat tinggal di tempat tanpa cahaya dan bersarang dialamnya.

Harga jual sarang burung walet lebih tinggi dibandingkan spesies lain, karena serat dan tekstur yang berwarna putih. Tidak ada campuran ranting atau rumput di dalam sarangnya.

WALET TANAH

Walet tanah (Hirundo javanica / Hirundo vestita) berciri fisik memiliki sayap dengan lebar hingga 25 cm dan warna bulu merah bata di bagian dada dengan bintik-bintik hitam.

Pada masa bertelur, walet tanah akan bertelur hingga 3-4 butir. Sarang walet tanah berkomposisi dari 5% air liur dan 95% tanah, sehingga sarang walet tanah tidak memiliki harga di pasaran. Walet ini sangat unik karena biasanya bermigrasi antar pulau dan benua. Walet tanah biasa hidup berkoloni di tempat terang dan di sudut teras rumah.

WALET KAPAS

Walet Kapas (Collocalia gigas) memiliki ciri fisik ukuran lebar sayap hingga 25 cm dengan warna bulu abu-abu kehitaman dan tungging berwarna putih.

Pada masa bertelur, walet kapas memproduksi telur hingga 4-6 butir. Sarang walet kapas terdiri dari 10% air liur dan 90% material udara dengan ukuran sarang tebal dan lebar. Sarang ini tidak memiliki harga di pasaran karena air liurnya tidak dapat dikonsumsi, namun beberapa orang membelinya dengan harga murah.

Walet kapas terbang berkelompok dan bersuara keras yang khas. Mereka hidup berkoloni di tempat yang terang, seperti persimpangan jalan atau sudut teras rumah. Suhu yang disukai burung ini sekitar 28-32 derajat Celcius dengan kelembapan rendah. Walet kapas mampu terbang lebih cepat dari burung walet dan bukan ancaman bagi burung walet.

BURUNG SERITI

Burung Seriti (Collocalia esculenta) dapat ditemukan di negara Asia seperti Indonesia, Filipina, Thailand, Malaysia, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon. Ciri fisiknya seperti bulu yang berwarna abu-abu kehitaman dan warna putih di bagian dada dan lebar sayapnya 10 cm.

Habitatnya di dataran tinggi dan hidup berkelompok saat terbang, namun tidak teratur. Burung Seriti terbang hanya berputar di sekitar tanah dan sungai serta mengitari pohon besar dan tinggi untuk mencari makan.

Komposisi sarangnya terdiri dari 30% air liur dan 70% daun cemara. Bentuk sarangnya tidak beraturan, terbuat dari campuran lumut dan rerumputan yang direkatkan dengan air liur. Biasanya dapat ditemukan di celah gua yang terang atau sudut bangunan.

HABITAT BURUNG WALET

Habitat makhluk hidup adalah tempat tinggal berbagai jenis organisme hidup melaksanakan kehidupannya. Dalam suatu ekosistem terdiri dari beberapa habitat yang bermacam-macam, seperti perairan, daratan, hutan atau sawah. Istilah habitat dapat berarti juga sebagai tempat tinggal atau tempat menghuni seluruh populasi atau komunitas makhluk hidup dalam ekosistem. Hal tersebut juga berlaku bagi burung walet, dimana burung walet memiliki habitat makro dan habitat mikro. Bagaimana penjelasannya? simak artikel di bawah ini!

HABITAT MAKRO

Habitat makro adalah habitat global dengan kondisi lingkungan yang bersifat umum dan luas, seperti gurun pasir, pantai, hutan hujan tropis, dan sebagainya. Dalam dunia perwaletan, habitat makro burung walet ditinjau dari kondisi geografis dan ekologi lingkungan sekitar.

Burung walet memiliki karakter yang liar sehingga tidak dapat dipelihara secara utuh. Burung walet akan menetap dan mempertahankan suatu lokasi untuk berkembang biak. Namun untuk walet anakan, mereka melakukan perbandingan di lokasi lain sehingga ada kemungkinan sebelum masa kawin dia dapat berpindah ke lokasi yang lainnya.

Terdapat empat cakupan utama pada habitat makro burung walet, diantaranya adalah :

  1. Faktor Tumbuhan (keberadaan tumbuhan sangat diperlukan bagi ekosistem burung walet, contohnya seperti goa yang merupakan habitat natural burung walet. Ketika ingin membangun rumah burung walet, maka faktor adanya tumbuhan juga harus dipertimbangkan. Paling tidak jangan memilih lokasi yang tidak memiliki tumbuhan dalam radius 5-10 km).
    Faktor Udara (burung walet tidak dapat bertahan hidup jika lingkungan memiliki udara tercemar, sehingga area persawahan belum tentu aman. Beberapa persawahan menggunakan pestisida untuk mengusir serangga yang nantinya akan dikonsumsi dan berimbas pada kesehatan burung walet).
  2. Faktor Air (terdapat beberapa lokasi yang memiliki curah hujan berbeda. Perbedaan curah hujan berpengaruh terhadap perubahan masa panen sarang walet. Daerah dengan curah hujan tinggi menghasilkan panen lebih banyak dengan kualitas yang bagus, yakni sekitar lebih dari enam kali panen dalam setahun. Jika sebaliknya maka panen maksimal hanya enam kali dalam setahun).
  3. Faktor Pakan (burung walet menyukai serangga seperti laron, wereng, hingga mrutu yang memiliki kandungan air berbeda. Pakan dapat memengaruhi sarang yang diproduksi. Serangga dengan kandungan air yang banyak akan membuat air liur burung walet terpengaruh intensitasnya).

HABITAT MIKRO

Habitat mikro adalah tempat makhluk hidup tinggal dan menetap, sehingga berhubungan langsung dengan kondisi internal rumah burung walet.

Burung walet di habitat aslinya hidup di dalam goa, sehingga burung walet menyukai tempat yang kondisinya gelap, lembab, dan bersuhu normal ke dingin. Saat ini rumah burung walet telah disesuaikan dengan teknik manipulasi mikrohabitat burung walet secara natural. Sebelum membuat rumah burung walet, perlu dipastikan lagi apakah sudah sesuai dengan habitat aslinya agar burung walet merasa nyaman dan diperoleh hasil panen yang maksimal.

Terdapat tiga cakupan utama pada habitat mikro burung walet, diantaranya adalah :

  1. Faktor Kondisi Fisik Bangunan (duplikasi kondisi fisik pada bangunan rumah burung walet. Banyak hal yang harus diperhatikan seperti bagaimana kehidupan burung walet di dalam goa, ketebalan dinding goa, material yang ada dibagian atap goa, bagian goa yang paling bawah, pintu keluar masuk goa, dan lain-lain. Semua itu diimplementasikan pada rumah burung walet sederhana dengan segala aspek kehidupan burung walet).
  2. Faktor Kondisi Fisika (kondisi secara mekanik dan fisik membuat suasana rumah burung walet seperti habitat asli. Bagaimana kelembaban dan suhu di dalam goa, bagaimana aroma dari goa, apakah intensitas cahaya sudah cukup, dan suara apa saja yang biasa terdengar dan memantul di dalam goa adalah hal yang berperan penting pada faktor ini. Menganalisa faktor fisika akan memberikan pengaruh terhadap subconcious pada burung walet sehingga hasil panen yang diperoleh lebih optimal).
  3. Faktor Kondisi Penataan Ruangan (pengaturan pola roving area, pola roving room, dan resting room. Roving area adalah tempat burung walet terbang berputar sebelum masuk ke rumah burung walet. Roving room adalah tempat burung walet terbang berputar di dalam ruangan. Lalu Resting room adalah tempat burung walet menetap dan membuat sarang burung walet. Pola-pola tersebut disesuaikan dengan habitat aslinya berdasarkan aspek yang mendukung).

TernakWalet adalah situs dibawah naungan PT Lentera Alam Nusantara yang berisi terkait usaha budidaya walet. Selain itu terdapat layanan jasa konsultasi yang bisa Anda dapatkan melalui situs ini.

Get in Touch