Dalam pembangunan gedung walet yang dirancang khusus sebagai tempat berkembangbiaknya burung walet, keselamatan para walet yang bergerak naik turun antara lantai satu dan lantai lainnya harus diperhatikan dengan cermat. Untuk itu, perlu dibuat desain yang aman dan efektif agar para walet tetap terjaga keamanannya dari segala risiko. Salah satu solusinya adalah dengan membuat jalan keluar antara lantai yang disebut void sebagai akses yang mudah dan nyaman bagi para walet. Hal ini sangat penting karena void tetap menjadi elemen penting yang harus disediakan dalam pembangunan gedung walet modern.
Sebuah lubang ini memiliki fungsi yang sangat penting bagi kesejahteraan para walet yang berlalu lalang di gedung itu. Lubang tersebut berperan sebagai tempat di mana para walet dapat turun atau naik antar lantai yang berbeda dengan aman dan nyaman. Tanpa lubang void ini, penghuni gedung tersebut mungkin akan kesulitan untuk bergerak dari satu lantai ke lantai lainnya. Lubang antar lantai ini dikenal dengan berbagai nama, seperti lubang terjun atau lubang turun. Selain mempertimbangkan kenyamanan penghuni gedung, desain gedung walet yang baik juga harus memperhatikan aspek keselamatan dari para penghuninya. Dengan demikian, diharapkan hasil sarang burung walet yang dihasilkan dapat semakin terjamin kualitasnya.
Faktor Penyebab Gagalnya Walet Turun Melalui Void
1. Void Terlalu Sempit
Ukuran void yang umumnya digunakan di gedung walet berkisar antara 2 meter x 2 meter hingga 4 meter x 4 meter. Ukuran tersebut dinilai sudah cukup ideal karena tidak terlalu sempit maupun terlalu besar yang dapat menyesuaikan dengan luas gedung walet. Namun, semakin sempit ukuran void, semakin sulit juga bagi walet untuk turun, sedangkan semakin besar ukuran void, semakin banyak pula ruang yang diperlukan untuk lubang void. Sebagai contoh, saya pernah membantu seorang teman yang memiliki gedung walet di Jalan Pramuka, Banjarmasin yang terletak di lantai atas, sementara lantai bawah digunakan sebagai gudang. Gedung tersebut telah beroperasi selama 2 tahun, namun hanya terdapat puluhan sarang di lantai atas saja, sedangkan lantai bawah sama sekali tidak memiliki sarang walet. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh ukuran void yang terlalu sempit, hanya berukuran 80 cm x 80 cm, sebanding dengan ukuran LMB. Pemilik gedung itu berpikir bahwa jika walet bisa masuk ke dalam LMB dengan ukuran 80 cm x 80 cm, maka walet juga seharusnya bisa turun ke lantai bawah dengan lubang yang sama ukurannya. Namun, hal tersebut tidak terjadi karena pada saat walet memasuki lubang LMB, ia terbang secara horizontal, sedangkan saat walet turun ke lantai bawah, ia turun secara vertikal spiral. Oleh karena itu, sebaiknya memperhatikan ukuran void yang tepat agar bisa memastikan keberhasilan pemeliharaan walet di gedung tersebut.
2. Letak Void Jauh
Saya sangat menganjurkan agar jarak antara LMB dan void dijaga sedemikian rupa sehingga tidak terlalu jauh. Ada banyak alasan mengapa penjagaan jarak ini penting, salah satunya adalah agar burung walet bisa lebih mudah mengenali keberadaan LMB. Semakin dekat jarak antara keduanya, semakin besar kemungkinan burung walet dapat mengetahui tempat itu sebagai rumah mereka. Namun, semakin jauh jarak antara keduanya, semakin kompleks pula proses adaptasi burung walet terhadap gedung baru selama 1 hingga 6 bulan masa operasional. Beberapa kasus langka bahkan bisa terjadi di mana populasi burung walet sulit tumbuh karena faktor jarak yang terlalu jauh antara LMB dan void. Ini juga mempersulit temuan lubang lain oleh burung walet. Oleh karena itu, komunikasi harmonis antara LMB dan void sangatlah penting agar keduanya dapat bekerja bersama-sama secara lebih efektif. Jika jarak antara keduanya terlalu jauh, maka proses pertukaran informasi akan menjadi sulit dan pada akhirnya dapat menimbulkan kerugian bagi keduanya. Oleh karena itu, menjaga jarak agar tidak terlalu jauh menjadi hal yang sangat penting bagi keduanya.
3. Gangguan Tangga
Banyak orang berpikir bahwa menghemat biaya adalah dengan membuat tangga pada lubang void yang sudah ada. Namun, sebenarnya tangga antar lantai dapat disatukan dengan tempat void asal posisinya tidak mengganggu walet yang naik turun. Jika ukuran void hanya 2 m X 2 m dan terdapat tangga di dalamnya, maka luas void akan berkurang dan hal ini dapat mengganggu walet. Banyak kasus menunjukkan bahwa populasi walet melambat akibat adanya gangguan tangga di lubang void. Oleh karena itu, jika ukuran void hanya 2 m X 2 m, solusinya adalah membuat tangga yang tidak permanen. Tangga dapat dilepas atau diturunkan setelah digunakan dan sebaiknya dibuat dari bahan kayu agar lebih ringan saat digunakan. Dengan begitu, kita tetap bisa menghemat biaya, namun tidak akan merugikan populasi walet yang ada di sekitar lubang void tersebut.
4. Gangguan Lampu
Gedung walet dapat terlihat cukup gelap dan membutuhkan tambahan cahaya agar dapat terang di dalamnya. Terutama jika gedung walet itu berada di lingkungan ruko yang dikelilingi gedung walet lain dan tidak memiliki ventilasi atau celah untuk cahaya matahari. Kondisi gelap seperti ini dapat mengganggu proses adaptasi walet dengan lingkungan sekitar karena mereka membutuhkan cahaya yang cukup untuk menyesuaikan diri. Karenanya, penggunaan lampu di dalam ruangan gedung walet dan di area void sangat diperlukan. Namun, jenis lampu yang digunakan juga harus diperhatikan karena terlalu terang dapat menyilaukan mata walet dan mengganggu kebiasaan mereka. Karena itulah, disarankan untuk menggunakan lampu yang lembut dan memberikan cahaya yang redup saja. Seorang anggota yang memiliki gedung walet di DAM-Balikpapan melaporkan bahwa meskipun dia telah memasang lampu di area void, waletnya malah enggan turun ke lantai bawah. Hal itu akibat dari penggunaan lampu yang terlalu terang sehingga menyilaukan mata walet. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan cahaya yang tepat agar walet dapat beradaptasi dan merasa nyaman di dalam gedung mereka.
5. Gangguan Suara
Kegagalan turunnya walet ke lantai bawah dapat disebabkan oleh gangguan suara yang terjadi di lubang void. Beberapa orang berpikir bahwa satu-satunya cara agar walet turun ke lantai bawah adalah dengan memasang speaker tweeter. Memang benar bahwa speaker tweeter dapat membantu, namun jika terlalu banyak dipasang, justru akan memperburuk situasi. Ketika delapan tweeter dipasang di lubang void, gelombang suara yang dihasilkan justru akan bertabrakan dan volume suaranya menjadi terlalu kencang. Sebagai hasilnya, walet akan menjadi bingung dan hanya berputar-putar di dalam void. Oleh karena itu, pemasangan tweeter yang berlebihan dapat fatal bagi populasi walet. Ada baiknya mempertimbangkan alternatif lain untuk menyelesaikan masalah tersebut.
6. Gangguan Pagar
Lubang void memang sering menjadi penyebab utama kecelakaan di gedung. Hal ini tidak hanya terjadi pada penjaga gedung, namun juga pemilik gedung walet sendiri. Kecelakaan bisa terjadi saat sedang mengawasi atau menghitung sarang-sarang di gedung tersebut. Kondisi gedung yang gelap dan fokus pikiran yang terfokus pada pengawasan gedung serta perhitungan sarang-sarang membuat orang tidak menyadari keberadaan lubang void yang berbahaya. Bayangkan jika seseorang sedang menghitung sarang di lantai atas gedung walet yang memiliki lima lantai dengan posisi lubang void lurus ke bawah. Orang tersebut bisa saja tidak sadar dan tanpa disengaja bisa masuk ke dalam lubang void tersebut dan jatuh dari ketinggian lima lantai hingga mengalami kematian yang sangat memilukan. Kecelakaan tragis semacam itu bisa saja terjadi tanpa ada yang mengetahuinya. Korban bisa saja sendirian dan ketiadaan teman atau saksi membuat kecelakaannya tidak diketahui oleh siapa pun. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga keselamatan saat berada di gedung, terutama ketika terdapat lubang void yag berbahaya.
Menjadi saksi akan berbagai risiko besar yang ditimbulkan oleh adanya lubang void, termasuk nyawa setiap orang yang berada di sekitar area tersebut dapat dipertaruhkan. Oleh karena itu, untuk memastikan keamanan terjaga, penggunaan pagar di sekitar void merupakan langkah yang sangat diperlukan. Namun, sebagai fasilitas pengamanan, tinggi pagar tersebut juga harus diperhatikan dengan seksama. Disarankan agar tinggi pagar tidak melebihi satu meter saja. Selain itu, pembuatan pagar di sekeliling void juga harus memperhatikan kenyamanan walet saat naik turun antar lantai. Pagar yang dibangun haruslah mempermudah pergerakan walet agar tidak kesulitan dalam turun ke bawah. Oleh sebab itu, pemikiran dan perencanaan yang matang diperlukan agar tidak mengganggu kenyamanan penghuni apartemen yang ada di sekitar area void.