Burung walet dikenal sebagai burung yang mampu membuat sarang di tempat yang tinggi seperti plafon atau langit-langit bangunan. Namun, terdapat kasus dimana burung walet enggan turun ke bawah atau void jika terdapat ruang di bawah sarang yang tidak memiliki plafon. Fenomena ini akan dijelaskan dengan lebih detail serta akan diungkap mengapa burung walet dapat menolak untuk turun ke void.
Area yang dikenal sebagai void atau ruang kosong di bawah sarang burung walet adalah tempat di mana burung-burung tersebut beraktivitas seperti berterbangan atau berkumpul sebelum terbang keluar untuk mencari makanan. Biasanya, void ditempatkan di bawah sarang burung walet dan keberadaannya sangatlah penting dalam mempengaruhi kegiatan burung walet. Bagi burung walet, void merupakan rumah kedua dan tempat memulihkan energi mereka setelah terbang jauh. Oleh karena itu, void perlu dirawat dengan baik agar burung walet merasa nyaman dan aman di sana. Selain itu, kebersihan void juga menjadi faktor penting dalam menjaga kesehatan dan kualitas sarang burung walet.
Burung walet enggan turun dari void jika ruangan roving tidak dilapisi plafon karena mereka membutuhkan sentuhan fisik dengan permukaan yang keras untuk meluncur keluar dari sarang. Saat ingin keluar dari sarang, burung walet akan mendorong tubuh mereka ke bawah lalu menggunakan kecepatan dan tekanan untuk meluncur keluar. Plafon atau permukaan keras lainnya berfungsi sebagai landasan untuk mereka meluncur. Oleh karena itu, ketidakadaan plafon di ruangan roving akan membuat burung walet merasa tidak nyaman dan enggan turun ke void. Ini menandakan bahwa burung walet membutuhkan kondisi yang sesuai untuk melakukan aktivitas dan kebiasaan hidup mereka dengan optimal.
Jika roving room tidak dilengkapi dengan plafon yang memadai, burung walet mungkin tidak merasa nyaman dan tidak memiliki landasan yang cukup untuk mengepak sayap mereka dan terbang keluar dengan aman. Mereka mungkin merasa cemas akan terjatuh atau tidak bisa mencapai kecepatan yang cukup untuk terbang secara efektif. Karena alasan ini, mereka cenderung memilih untuk tetap tinggal di sarang dan enggan meninggalkan tempat mereka yang nyaman menuju ke ruang hampa.
Hal yang perlu diingat adalah fakta bahwa burung walet memiliki kebiasaan yang sangat konservatif serta sensitif terhadap perubahan lingkungan. Mereka cenderung mengandalkan rutinitas dan pola yang sudah terbentuk sebagai bentuk adaptasi diri mereka. Jika terjadi perubahan signifikan pada struktur atau kondisi roving room, misalnya jika tidak ada lagi plafon, maka burung walet mungkin memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri atau bahkan menolak untuk menggunakan void tersebut. Oleh sebab itu, penting bagi para penangkar burung walet untuk mengerti dan memperhatikan kebiasaan dan sifat alami dari burung walet dalam rangka memelihara mereka secara maksimal.
Cara yang Bisa Anda Lakukan
1. Buat Landasan Alternatif
Apabila ingin memberikan kemudahan bagi burung walet untuk keluar dari roving room dengan aman, coba buatlah suatu landasan atau permukaan yang keras agar burung walet dapat meluncur dengan lebih stabil. Anda bisa menambahkan material seperti kayu atau bahan keras lain yang dapat memberikan kestabilan bagi burung walet. Jangan lupa untuk memilih material yang sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi roving room agar landasan tersebut dapat berfungsi secara maksimal.
2. Perhatikan Ketinggian Void
Pastikan ketinggian ruang kosong di bawah sarang burung walet tidak terlalu tinggi agar burung walet merasa nyaman saat meluncur. Hal ini sangat penting karena jika ketinggian terlalu tinggi, burung walet akan kesulitan dan tidak nyaman saat meluncur. Sebaliknya, jika ketinggian terlalu rendah, burung walet akan mengalami kesulitan saat mencari tempat untuk bersarang. Oleh karena itu, penting bagi pengelola sarang burung walet untuk memperhatikan ketinggian ruang kosong di bawah sarang agar burung walet bisa meluncur dengan aman tanpa banyak usaha.